MANUSIA DAN PENDERITAAN
A.PENGERTIAN DARI PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa
sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan susuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat lahir atau batin atau lahir batin. Penderitaan bertingkat-tingkat ada yang berat ada yang ringan, namun peranan individu juga menentukan barat tidaknya intensitas penderitaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan resiko hidup. Tuhan membaerikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya. Tanda atau wangsit dapat berupa mimpi atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan.
B.SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat
juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang,timbullah penderitaan.Dengan siksaan-siksaan itu Allah akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya.Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca diberbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis dihalaman pertama dengan judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban.Berita mengenai siksaan kita temui dalam kehidupan sehari-hari, sebuah harian ibukota (pos kota) halaman pertama isinya sebagian besar adalah mengenai siksaan, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokon, dan sebagainya.
Sebuah kisah penderitaan dari sebuah anak kecil ini adalah…
Sinar, Anak Kelas 1 SD Penopang Hidup Bunda yang Lumpuh
Seorang gadis cilik bernama Sinar tidak bisa merasakan keceriaan anak sebayanya. Dia harus banting tulang memenuhi kebutuhan sehari-hari sekaligus mengurusi ibunya yang terbaring lumpuh di rumahnya. Meski begitu, Sinar tetap berusaha bisa bersekolah.
Warga Desa Riso, Kecamatan Tapango, Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, berusia enam tahun itu setiap hari menjalani rutinitas layaknya orang dewasa demi ibunya, Murni, yang sudah dua tahun terbaring lumpuh. Ayahnya, Anwar, yang sudah tiga tahun merantau ke Malaysia hingga kini tidak jelas kabarnya. Sedangkan tiga kakak dan dua adik Sinar tinggal di rumah nenek dan kerabatnya.
Di gubuk berukuran tidak lebih dari 4 x 6 meter yang berlokasi jauh dari permukiman, Sinar hanya berdua dengan ibunya. Ayahnya Anwar tidak pernah memberi kabar hingga kini. Tiga kakak dan empat adik Sinar, tinggal terpisah-pisah di rumah nenek dan kerabatnya.
C. KEKALUTAN METAL
Penderita kekalutan mental dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental, secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Dalam kisah ini setiap hari, Sinar harus bangun pagi membereskan kebutuhan ibunya sebelum berangkat ke sekolah. Untuk memandikan ibunya, Sinar harus mengangkat air dari sumur ke atas rumah. Demikian untuk membersihan kotoran. Murni samasekali tidak bisa menggerakan kedua kakinya.
Sulit membayangkan beban yang harus dipikul murid kelas I SD tersebut yang berperan layaknya orang dewasa. Sinar mengaku kerap terpaksa tidak ke sekolah atau bolos karena harus mengusahakan bahan makanan, khususnya beras dengan meminta bantuan pada kerabat atau tetangga.
“Biasa saya tidak ke sekolah kalau sudah kehabisan beras,” akunya polos, Minggu 6 Desember 2009. Saat itu, Sinar tekun merawat ibunya dengan memijat kaki dengan mengoleskan bekas minyak goreng. Murni mengungkapkan kesedihan, melihat Sinar harus membanting tulang setiap hari untuk merawat dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
D. PENDRITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan.Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kapada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan
Dalam kisah ini sinar dan ibunya mengonsumsi nasi tanpa lauk, sudah menjadi kebiasaan ibu dan anak malang tersebut. Keduanya, sangat bersyukur kalau bisa makan nasi dan mencicipi garam untuk sekadar mengurangi rasa hambar. Murni dan Sinar, kerap pula meminum air tajin (bekas pencucian beras), sekadar mengatasi kesulitan air minum yang harus diambil dari sungai.
“Saya jarang minum susu. Air ini (warnanya) sama dengan susu,” ujar Sinar, seakan menghibur diri demi baktinya pada bunda. Kondisi kehidupan Murni dan anaknya, bukannya tidak ada yang mengetahui. Menjelang pilkada, pemilu legislatif hingga pilpres, gubuk Murni tidak luput dari perhatian tim kampanye yang menjanjikan memberi perhatian.
Di gubuk yang tidak mempunyai dinding bagian belakang, terlihat beberapa poster peserta pemilu yang lalu. Keluarga miskin tersebut, sangat berharap kepedulian. Selain kesembuhan penyakit lumpuh yang diderita Murni, juga untuk pendidikan kebutuhan Sinar menikmati pendidikan.
E. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Penderitaan yang harus ditanggung sianak adalah merawat ibunya sendirian yang ditinggalkan ayahnya yang pergi merantau dan tidak jelas kabarnya, kakak dan adiknya yang tinggal dirumah nenek dan kerabatnya.
F. PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. sikap yang ditimbulkan anak.
Sikap yang ditimbulkan oleh sinar itu adalah tidak menyerah mengasuh ibunya yang sedang lumpuh walaupun ditinggalkan sanak sodaranya.
Referensi :
Referensi :
- http://www.langitperempuan.com/sinar-anak-kelas-1-sd-penopang-hidup-bunda-yang-lumpuh/
- http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-penderitaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar